Dinamika politik menjelang Pemilu 2024 diwarnai dengan pro-kontra yang tidak hanya berlangsung di dunia nyata, namun juga menembus jagad maya di media sosial. Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada 21 Agustus 2024 silam mengenai ambang batas usia pencalonan kepala daerah menjadi salah satu isu hangat hingga memunculkan tagar “Indonesia Darurat”. Di media sosial Instagram, salah satu akun yang konsisten mengangkat kontroversi Keputusan MK adalah @Bangsamahardika. Strategi @Bangsamahardika dalam menggaungkan isu tersebut menarik perhatian kelompok penulisan karya ilmiah yang beranggotakan mahasiswa baru departemen PKNH, yakni Ahmad Syahirul Hadji (Ilmu Politik), Ristiyana Purwastuti Handayani (Ilmu Politik), dan Tri Astuti Wulandari (PKNH). Ketiganya melakukan penelitian kualitatif berbasis konten kurang lebih dua bulan lamanya. “Penelitian kami sampai pada kesimpulan bahwa, media sosial sangat penting dalam mengarus utamakan sebuah isu politik. Terutama akun yang memiliki banyak pengikut. Karena dari situlah kemudian opini publik di internet bisa muncul dalam percakapan sehari-hari di dunia nyata”, ungkap Syahirul selaku ketua kelompok. Atas risetnya, ketiga mahasiswa tersebut berhasil meraih juara kedua dalam kompetisi PKM FISHIPOL UNY 2024. “Kami sangat senang bisa mewakili prodi dan departemen. Panitia juga menyatakan penelitian ini akan didukung sampai ke tingkat universitas”, sambung Ristiyana.